cerpen cinta pertama yang menyakitkan
CerpenCinta Remaja - Dunia Remaja memang sangat menyenangkan karena dimana kita baru mengenal sebuah yang namanya cinta terhadap lawan jenis dan dimana dalam usia remaja ini banyak perasaan perasaan yang itu terlalu menyakitkan. Ya Allah, jauhkan aku dari rasa benci, jauhkan aku dari dendam, berikan hambamu ini keikhlasan dan ketabahan
IlusiCinta merupakan sebuah cerpen yang hadir tika saya sedang lena tidur.. ummi dan Ana akan tetap selamanya menyayangi ummi." Tubuh ummi aku peluk seeratnya. Aku tahan sebak. Inilah kali pertama aku memeluk ummi erat sejak aku dewasa. Baik aku layan ipar duai aku ni! Tengok dia pun menyakitkan mata aje! "Ana, kalau nak tahu abang
Anehnyaaku tidak lagi mampu mengeluarkan airmata hanya untuk meratapi nasib ku ini.Andai pilihan dia sudah begitu.Aku takkan pernah merayu lagi.Aku takkan pernah menangisi lagi nasib yang menimpah ku ini.Kerana tiada guna.Bagai ditiupkan dengan satu kuasa baru,aku bangkit untuk berdepan dengan mereka.
Cerpencinta yang aneh Iyan Uyee . Ulasan, Struktur, dan kaidah kebahasaan resensi Film Refrain tetapi Bian menghalangi Saffa untuk melanjutkan mengatakan hal tersebut karena Bian lah orang pertama yang mengetahui hal ini dan mengganggap bahwa hal ini tidak perlu diketahui orang orang lain karena ini adalah hal yang sangat pribadi
Cerpen Cinta dan Kegalauan Tingkat Tinggi (Intan Minang Sari) Ini merupakan cerita pendek kiriman dari Sahabat Mafia Lover yang bernama Intan Minang Sari. Cerpen ini Mafia Online beri judul "Cinta dan Kegalauan Tingkat Tinggi". Judul itu berdasarkan isi dari cerpen tersebut setelah Mafia Online baca. Selamat Menyimak!!!
Site De Rencontre Avec Discussion Gratuite. Cerpen Karangan GelstryKategori Cerpen Remaja Lolos moderasi pada 29 June 2014 Sinar mentari yang begitu hangat membangunkan Hanna dari tidurnya. Hanna sangat bersemangat untuk bangun karena hari itu adalah hari pertama dia memakai baju putih biru setelah 1 minggu melakukan MOS Masa Orientasi Siswa. Sesampainya di sekolah, dia langsung disambut hangat oleh teman-teman dari SDnya dulu. Hanna merasa senang sekali bersekolah di SMP Pelita Jaya karena dia menemukan teman dari asal sekolah yang berbeda. Sudah 1 bulan Hanna bersekolah di SMP Pelita Jaya dan Hanna tidak pernah bosan berjumpa dengan guru-guru dan teman-temannya. Di bulan itu, Sekolah Hanna mengadakan perkemahan dan Hanna pun ikut dalam perkemahan tersebut. Di perkemahan dia selalu diganggu oleh seorang kakak kelasnya yang bernama Andre. Andre ini yang selalu mengajak Hanna untuk adu mulut setiap mereka bertemu dan jarang sekali mereka akur. Teman-teman Hanna dan Andre pun mengejek mereka berdua dan mengatakan bahwa Hanna dan Andre adalah jodoh. Seminggu setelah selesainya perkemahan tersebut, Andre pun menembak Hanna untuk menjadi pacarnya. Hanna pun menerimanya karena dari awal mereka bertemu Hanna sudah jatuh cinta kepada Andre dan Hanna selalu menutup perasaannya kepada Andre. 1 Minggu mereka jadian ternyata Andre selingkuh dengan teman sekelasnya yang bernama Nina. Hati Hanna saat itu begitu sakit karena Andre telah bermain di belakangnya. Setelah kejadian itu, Hanna selalu kepikiran atas kejadian itu tapi dia selalu menutupinya dari teman-temannya karena Hanna dikenal seorang cewek yang humoris, friendly, semangat dan ceria jadi Hanna tak ingin teman-temannya larut dalam masalah Hanna. 1 bulan kejadian itu, ada seorang cowok yang selalu menghibur Hanna. Dia adalah kakak kelas Hanna sendiri yang bernama Virgo. Virgo ini adalah sahabat dari Andre jadi dia tahu apa yang Hanna rasakan saat itu. Pada suatu hari, Virgo pun menembak Hanna dan menyakinkan Hanna bahwa dia yang terbaik dan pantas menjadi pacar Hanna. Dan Hanna pun menerimanya. Baru 4 minggu hubungan mereka berjalan, mereka pun mengakhiri hubungan mereka karena Andre selalu mendekati Hanna dan membuat Virgo marah dan cemburu. Hanna pun merasa kesal dan jengkel karena Andre selalu menganggu Hanna dan membuat Hanna diputusin oleh Virgo. 2 bulan kemudian, ada seorang cowok yang mendekati Hanna yang tak lain teman sekelas Hanna. Dia bernama Fausan. Fausan selalu berusaha agar Hanna bisa tertarik sama dia. Tepat tanggal ulang tahun Hanna, Fausan pun memberikan sebuah hadiah untuk Hanna. 3 hari setelah ulang tahun Hanna, Fausan pun menebak Hanna tuk menjadi pacarnya. Dan, Hanna pun menerimanya. Awal percintaan mereka semuanya berjalan lancar tapi hubungan mereka pun berakhir karena adanya orang ketiga di antara mereka berdua. Fausan selingkuh dengan Dinda. Dinda adalah cewek Play Girls dan suka tebar pesona kepada cowok-cowok di SMP Pelita Jaya. Dan, ketiga kalinya Hati Hanna dipermainkan. Hanna pun berpikir bahwa cinta itu ternyata adalah sebuah permainan seperti juga dengan piala yang bergilir dan seperti itulah pengertian cinta menurut Hanna sendiri. Baru beberapa hari Hanna putus dengan Fausan, ada lagi seorang cowok yang mendekati Hanna. Dia adalah kakak kelas Hanna yang bernama Kiki. Kiki adalah seorang cowok yang humoris dan dapat membuat hati Hanna merasa terhibur. Tapi, baru 3 hari Hanna dan Kiki pacaran mereka pun putus karena adanya orang ketiga yang bernama Silvi. Silvi selalu berusaha dekat dengan Kiki agar Hanna cemburu. Saat Hanna melihat Silvi dan Kiki berduaan di taman belakang sekolah. Hati Hanna hancur dan sakit hati melihat kejadian itu. Hanna pun mengingat semua kejadian yang dia telah alami selama bersekolah di SMP Pelita Jaya. Yang ke-4 kalinya ia diselingkuhi. 2 minggu setelah kejadian tersebut, ada seorang cowok yang berusaha mendekati Hanna walaupun saat itu Hanna masih merasakan sakit hati tapi dia selalu menasehati Hanna agar tidak larut dalam kesedihan tersebut. Dia adalah kakak kelasnya Hanna juga yang bernama Erick. Ya Erick adalah seorang cowok yang selalu membuat hari-hari Hanna lebih berarti. 1 minggu kedekatan mereka, Erick pun menembak Hanna untuk menjadi pacar pertama dan terakhirnya. Hanna pun menerimanya karena sejak dari Hanna berteman dengan Erick, Hanna sudah mempunyai perasaan kepada Erick. Mereka pun menjalin hubungan dengan lancar tanpa penganggu. Tapi, baru 1 minggu hubungan mereka berjalan Fausan pun datang menganggu hubungan mereka berdua. Hanna pun terpengaruh atas perkataan Fausan. Selama seminggu Hanna tak pernah membalas sms atau mengangkat telfon dari Erick, setiap Hanna dan Erick bertemu Hanna selalu memalingkan wajahnya dan tak ingin bertemu atau berbicara kepada Erick. Erick pun selalu berusaha agar Hanna mendengarkan penjelasan dari Erick dan Hanna pun menerima semua penjelasan dari Erick. Hubungan mereka berdua pun kembali berjalan dengan baik tanpa pengganggu. Tapi, baru 2 minggu setelah pertengkaran mereka berdua. Datanglah Andre menganggu hubungan mereka berdua tapi mereka menghiraukan kata-kata dari Andre karena mereka tahu bahwa Andre berusaha melakukan segala cara agar Hanna dan Erick putus. Pada suatu hari terjadi pertengkaran antara Hanna dan Andre karena Andre mengambil barang Hanna tanpa memberitahukannya kepada Hanna dan menghina serta menyebarkan fitnah kepada teman-teman Hanna dan Erick. Hanna dan Erick sabar atas semua cobaan yang diberikan kepada mereka berdua. Suatu hari Andre pun mendapat balasan atas segala yang ia lakukan kepada Erick dan Hanna. Setelah kejadian itu, Erick dan Hanna tambah lengket alias tambah romantis dan membuat teman-teman Hanna dan Erick cemburu atas tingkah mereka berdua. Tapi, hubungan mereka tidak berlangsung lama hanya sekitar 5 bulan 2 minggu karena ada orang ketiga di antara mereka berdua. Nama cewek tersebut adalah Ashilla. Dan ke-5 kalinyalah Hanna merasakan sakit hati yang begitu dalam. Hanna telah disakiti oleh Erick yang selalu membuat hari-hari Hanna menjadi indah. Semua kata-kata indah Erick yang ia berikan kepada Hanna hanyalah kebohongan semata. Ia lebih menyayangi Ashilla dari Hanna. Erick hanya mempermainkan perasaan Hanna. Sampai-sampai Hanna tidak fokus lagi kepada pelajarannya. Lalu, sahabat Hanna yang bernama Nina, Feby, Keisa, dan Velian memotivasi Hanna agar tidak larut terus menerus dalam duka yang ia rasakan. Apa lagi ia Hanna tidak boleh lelah agar penyakit jantungnya tidak kambung lagi. Sahabat-sahabat Hannalah yang selalu memberikan semangat kepada Hanna sehingga Hanna bisa mengembalikan semua nilai-nilainya yang dulunya telah merosot karena ia terlalu larut dalam kesedihan. Sekarang Hanna pun tak lagi memikirkan kejadian yang telah berlalu, Hanna pun memilih untuk fokus kepada pelajarannya dan aktif melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Walaupun dalam lubuk hatinya, Hanna masih mencintai Erick tapi di sisi lain Hanna sangat membenci Erick karena Erick telah mendustai Hanna. Setelah semua kejadian tersebut Hanna pun mulai berubah, kini dia lebih baik, pengertian, humoris, tegas, siagap walaupun agak galak dan cerewet. Tapi, teman-teman Hanna tetap senang berteman dengan Hanna karena Hanna selalu membuat mereka tersenyum dan tertawa bebas. Setelah kejadian itu Hanna pun tahu arti cinta yang sesungguhnya. Dan ia ingin kisah perjalanan cintanya semasa seragam putih biru ini akan menjadi pelajarannya di kemudian hari. THE END Cerpen Karangan Gelstry Facebook Aprylia Gelstry Sarubang Dan Gelstry Cerpen Kisah Cinta Yang Berujung Menyakitkan merupakan cerita pendek karangan Gelstry, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Moment of 3 Years Oleh Ikbal Fahmi Nama saya Ikbal Fahmi, biasa dipanggil ikbal. 2 tahun yang lalu dimana kita sama-sama mendapatkan kelas baru, teman baru, sahabat baru, dan spesial yang baru. 2 tahun yang lalu Aneh Oleh Niken Fadilawati Kring… kring… Bel waktu pulang sekolah telah berbunyi. Leon berjalan melewati taman sekolah, dan disana terdapat beberapa orang yang sedang asik ngobrol. Leon bersekolah di SMA 2 Tirtanigya dan Bimbang Oleh Ralona Edelweisa “kata orang rindu itu indah, namun bagiku ini menyiksa…” Lantunan penggalan syair Melly Goeslow mengalun pelan dari bibirku Sudah satu jam lebih aku duduk di bangku taman ini. Tempat Sahabat Selamanya Oleh Annisaa Ahmada Atusta Sudah sekian tahun aku berpisah dengan sahabatku, Dani. Berapa tahun, ya? Biar ku hitung. Hmm, sembilan tahun. Waktu yang lama sekali. Aku berpisah dengan Dani saat kami lulus TK. Tertaphobia Oleh Riska Safira Aku Ellyane Rushton, umurku 15 tahun. Aku sekolah di Media Global School MGS. Aku tinggal bersama dua sahabat aku lainnya yaitu Cassie, dan Agnes di asrama sekolah. Aku mengidap “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?†"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?"
Di akhir bulan Januari, Mirna akan kedatangan tamu. Seorang lelaki jangkung, dengan hidung sedikit mancung dan gaya rambut yang dikepang. Lelaki itu kerap terbesit dalam benaknya ketika tidur dan melamun. Wajar jika Mirna benar-benar rindu pada Tarno, lelaki jangkung itu. Sebab mereka berpisah sudah dua tahun. Dengan rentan waktu yang cukup panjang itu, hati Mirna kesepian. Hari-harinya selalu sendiri, padahal di sekelilingnya ada keluarga dan adiknya Marni, yang kerap mendatanginya saat sendiri, namun ia mengabaikan adiknya. Sebelum akhir 2017 bertandang, Mirna dan Tarno sering berdua, kadang di ruang tamu, di amper rumah, di halaman rumah duduk berdua di atas lincak di bawah pohon mangga. Sambil menikmati desir angin dan hangat mentari tidak canggung pada keluarga Mirna, karena ia sudah mendapat restu dari orangtua Mirna untuk menjaga dan meminang putri sulungnya. Beruntung sekali Tarno mendapatkan Mirna, perempuan yang seperempat hidupnya besar pada lingkungan agamis. Setiap kali berdua, topik yang mereka bicarakan tidak lepas dari pernikahan. Orangtua Mirna sudah menyarankan pada Tarno untuk mencari tanggal yang baik sesuai kitab primbon. Namun ia masih bingung, bimbang mengelilingi batok kepalanya. Tarno masih ingin bekerja, dan ia akan memenuhi permintaan orangtua Mirna akhir bulan ini, meski dalam hati ia sudah tidak kuat menahan nafsu biologisnya. Ketika memasuki akhir Desember 2019, wajah perempuan sembilan belas tahun itu selalu tampak ceria. Berseri-seri seperti gadis yang melakukan perawatan setiap hari. Teramat bahagia hati Mirna di bulan Desember ini. Harap-harap kehadiran Tarno lebih cepat dari janjinya. Selama bulan Desember, Mirna menunggu di dekat jendela kamarnya, melihat ke halaman yang gersang, segersang hatinya yang menunggu kepastian dari Tarno. Mirna tak pernah bosan melakukan itu—menunggu, meski sampai saat ini ia tidak bertemu Tarno, lelaki yang ia damba. Setiap kali tidur, tak jarang Mirna bermimpi Tarno. Tetapi mimpinya selalu menambah luka di hatinya, karena lelaki yang ia damba—dalam mimpinya—berduaan dengan perempuan yang entah siapa, dan mimpi itu kerap mendatangi tidur Mirna. Karena keseringan, Mirna hampir hafal perempuan itu. Tapi ia yakin mimpi hanya mimpi, tidak lebih dari kembang tidur. Sesekali Mirna bertanya pada ibunya, apakah Tarno memberi kabar meski lewat telepon, namun ibunya menggeleng. Padahal ketika ia meramu kenangan pertama pisah, Tarno berjanji akan sering-sering memberi kabar. Tapi sampai saat ini, lagi-lagi ia belum mendapatkan janji yang tak pasti. Apakah Tarno lupa pada dirinya? Atau sebenarnya hati Tarno sudah ada yang punya? Entahlah, ia hanya bisa memengang janjinya. Pukul empat sore, terbesit dalam benaknya untuk menelpon ibu Tarno. Meski sedikit canggung, ia mencoba melawan getirnya. Mirna takut, rindu dalam hatinya kian menjalar menyesaki labirin hatinya. “Kang Tarno sudah pulang, Buk?” tanyanya berharap ada jawaban yang akan mengobati gelisah dan resahnya. “Iya, Nak, Tarno sudah cukup lama datang. Sekitar, setengah bulan. Apa dia tidak mengabarimu?” Tiba-tiba mata Mirna bening, perkataan ibu Tarno menyayat hatinya. “Kemarin dia bilang akan ke rumahmu, Nak, dan hari ini dia juga bilang begitu.” Mirna merasa terpukul. Dari daun jendela kamarnya, ia manatap kembali luas halaman, seluas harapannya menunggu Tarno yang tak kunjung datang. Sesekali ia memperhatikan pengendara yang hilir-mudik. Dalam hati ia berdoa, dari sekian pengendara, ada orang yang bisa mengobati luka di hatinya. “Ya, sudah Buk, mungkin Kang Tarno akan datang.” Dengan setumpuk tanya dan resah ia menutup teleponnya. Terbesit dalam kepalanya mimpi-mimpi itu, mengingatnya, hatinya bergetar, matanya mengembun. Mirna tetap memaku pandang pada jalan dari dekat jendela. Ia tetap yakin kalau Tarno akan menemuinya di saat diriya membutuhkan hadirnya. Ketika hendak merebahkan tubuhnya, ia melihat sepeda yang sangat ia kenal. Sepeda itu pernah membawannya pergi berdua ke taman yang rindang penuh kupu-kupu dan bunga. Orang yang mengendarai, pun Mirna hafal. Itu Kang Tarno, ucapnya pelan. Secarik senyum terukir di bibirnya. Namun, senyum itu kelu dangan perempuan di gunjing Tarno. Seolah kehadiran perempuan itu menjadi duka baginya. Perempuan berkerudung biru itu memeluk Tarno. Pada jendela itu, gerimis mulai turun. Membekas dan terus membekas. Sontak tubuh Mirna kaku, melangkah ia ragu dan perasaannya pilu, tiba-tiba terbayang pertanyaan dalam angannya. “Apakah ini jawaban dari mimpi beberapa hari lalu?” tanyanya, di hadapan senja yang tiba-tiba membuat matanya jadi berair. * Annuqayah, 2019 Muhtadi .ZL, mahasiswa Institut Ilmu Keislaman INSTIKA Guluk-guluk, Sumenep, Madura dan Pengurus Perpustakaan PP. Annuqayah daerah Lubangsa. Aktif di Komunitas Penulis Kreatif KPK-Iksaj dan Komunitas Cinta Nulis KCN Lub-Sel.
Berikut ini merupakan kumpulan Cerpen Cinta Pertama terbaru karya para sahabat cerpenmu yang telah diterbitkan, total diketemukan sebanyak 389 cerita pendek untuk kategori ini. Untuk mencari cerita pendek Cerpen berdasarkan kata kunci tertentu, Kamu bisa gunakan Kotak pencarian di bawah ini! My Woman is My Role Model Cerpen Kiriman Frnsiska Lolos Moderasi Pada 4 June 2023 Jujur. Gue masih trauma dengan apa yang terjadi setahun lalu. Saat duniaku masih ada didekatku, namun ku selalu gagal menjaga dan melindunginya. Sungguh ku ingin memutar balikkan waktu. 1 tahun yang lalu…. Gue adalah Vero Allexander. Gue adalah anak » Baca lanjutan ceritanya... Aku, Kamu dan Senja Kala itu Cerpen Kiriman Arunika Wardani Lolos Moderasi Pada 21 May 2023 Malam semakin larut ketika aku membuka jendela kamar, diluar suasana sepi bahkan terasa sedikit menakutkan. Aku berdiri di depan jendela, menatap para bintang yang terlihat jelas di langit pedesaan. Aku berpikir, kapan terakhir kali aku menatap bintang dan bulan » Baca lanjutan ceritanya... Kamu, Hujan dan Kenangan Cerpen Kiriman Nimas Redisti Pradnya Paramita Lolos Moderasi Pada 1 May 2023 Dia adalah pangeranku, aosok yang memikat hatiku dengan senyumnya yang menawan. Bagiku dia adalah mimpi, yang selalu ingin kugapai. Bermula dari rasa kagum, yang semakin berkembang tiap harinya. Perasaanku padanya tak dapat diungkapkan oleh kata. Hari ini masih sama, » Baca lanjutan ceritanya... Unexpected Sesuatu Yang Tak Terduga Part 2 Cerpen Kiriman Vinzza A. Lolos Moderasi Pada 1 May 2023 “Eh sorry ya aku ga liat tadi”. “Lagi mikirin apa sih sampe orang segede gini gak keliatan?”. “Ah ngga kok ngga lagi mikirin apa apa, sekali lagi sorry ya ngga sengaja nabrak, aku duluan yaa” tanpa menunggu jawabannya aku » Baca lanjutan ceritanya... Unexpected Sesuatu Yang Tak Terduga Part 1 Cerpen Kiriman Vinzza A. Lolos Moderasi Pada 1 May 2023 Hai namaku Alesya Putri biasa dipanggil Lesya. Ini tentang kisah cintaku di zaman putih biruku, lebih tepatnya cinta pertamaku. Orang bilang “cinta pertama selalu gagal”, dan aku setuju akan hal itu. Pada suatu hari ketika pertama kali masuk tahun » Baca lanjutan ceritanya... Friend Zone Forever Cerpen Kiriman Candra G. W Lolos Moderasi Pada 19 March 2023 Ini adalah kisah hidupku yang menceritakan dua insan muda dengan agama berbeda yang saling mencintai, dua insan ini dipertemukan ketika berada di TK hingga kini berlanjut ke jenjang SMP, tokoh kisah ini adalah diriku dan sahabatku Rendra. Haii, namaku » Baca lanjutan ceritanya... Cinta Yang Tertunda Part 2 Cerpen Kiriman Bambang Winarto Lolos Moderasi Pada 19 March 2023 Pembangunan di Batam dilakukan secara besar-besaran sesuai arahan dari Bapak BJ, Habibie. Batam akan dijadikan seperti Singapura, kota industri, perdagangan dan sekaligus wisata. Konsep yang dikembangkan Pak Habibie sebenarnya sangat sederhana, menerima limpahan investasi dari Singapura. Jarak Singapura dengan » Baca lanjutan ceritanya... Cinta Yang Tertunda Part 1 Cerpen Kiriman Bambang Winarto Lolos Moderasi Pada 19 March 2023 Kala itu tahun 1970 an. Sehabis sholat subuh, seperti biasa aku bergegas menuju stasiun kereta api Weleri. Sekitar jam kereta api ekonomi “Bintang Malam” dari Jakarta memasuki stasiun. Surprise, kereta api tepat waktu, biasanya selalu terlambat dari beberapa » Baca lanjutan ceritanya... Cinta Pertama Cerpen Kiriman Ahmad Riski Nur Efendi, SMPN 1 Puri Lolos Moderasi Pada 14 February 2023 Saya kebetulan satu perumahan dengan teman saya namanya Arya. Kita berdua kemana-mana selalu bersama. Suatu hari kita satu tongkrongan dan dia mengenalkanku dengan temannya yang sangat cantik namanya Aurel. Aurel satu sekolah denganku tetapi kita berbeda kelas. Aku pun » Baca lanjutan ceritanya... Pelangit Di Langit Senja Cerpen Kiriman Kennisa Fajar Utami, SMPN 1 Puri Lolos Moderasi Pada 29 January 2023 Senyum yang indah dan terlihat sangat manis menghiasi raut wajah gadis cantik. Dia yang bernama Violin gadis baik, polos dan pintar. Tiba-tiba saja senyumannya itu berubah. Ketika Violin sedang menatap hujan dari luar jendela, dan perlahan air matanya mulai » Baca lanjutan ceritanya... Page 1 of 391 2 3 4 » Last »
Cerpen Karangan Vika PrasisKategori Cerpen Cinta Sedih, Cerpen Pengorbanan Lolos moderasi pada 8 October 2014 Hay, namaku vika prasis, aku biasa dipanggil Vika, aku memiliki seorang kekasih yang beranama Dwi teguh arefianto panggil saja ia Reef, kita sudah pacaran lebih dari 4 tahun, dan kini kita memutuskan untuk menikah, keluarga dan teman teman ku pun sangat menyukai reef, karena reef sosok yang sempurna buat mereka, Karena aku selalu menutupi kebohongannya, ya Reef sudah memiliki seorang istri dan seorang anak laki-laki yang berusia 3 tahun, tapi aku tak pernah berkata jujur tentang hal ini kepada keluarga ku maupun teman teman ku, kedengarannya mungkin aku jahat, telah merebut suami orang, tapi ini semua Karena kami saling mencintai. Tibalah hari yang ku tunggu-tunggu, hari ini adalah hari pernikahan ku dengan reef, tampak jelas raut bahagia di wajah aku reef dan seluruh tamu yang hadir, “selamat ya vika” “semoga langgeng ya sama reef” “semoga cepet punya baby ya”. yap begitulah kira kira ucapan yang dilontarkan oleh para undangan yang hadir di acara ku. Acara pun telah usai, aku dan reef segera membersihkan badan, dan menikmati malam pertama kami. Hari-hari kami jalani dengan indah, penuh cinta di antara kami, namun reef suamiku sering kali meninggalkanku keluar kota untuk urusan kerjanya, namun aku coba untuk mengerti dia, mengerti tentang pekerjaannya. selama reef pergi, sesekali aku kunjungi istri pertamanya, dan tak jarang aku bawa bingkisan untuk Calief anak mereka, aku menyayangi calief seperti anak ku sendiri. Ketika reef pulang dan tak ada kerjaan ke luar kota, ia sesekali menemaniku untuk jalan jalan keluar, namun terkadang ia sempatkan untuk pergi ke rumah istri pertamanya, memang mulut ku bisa menerima keadaan ini, tapi tidak dengan hati ini, sungguh perih sekali, hinnga suatu saat tiba tiba aku menanyakan perasaannya, “mas, aku mau tanya boleh” ucap ku pada reef, yang sedang asik dengan laptopnya, “apa sayang?” ucap reef dengan manis kepadaku, “kamu sayang sama aku?” ucap ku dengan nada rendah, “kok kamu tanya gitu sih?” ucap reef lembut sambil membelai rambutku, “gak papa, maaf ya mas,” ucap ku lirih, “kamu kenapa sih?” tanya reef yang kini duduk di hadapanku, aku pun hanya terdiam, “bicara aja” ucap reef lagi, “aku cemburu kalo kamu ke tempat mba Carla istri pertama reef” ucap ku lirih, “maafin aku ya” ucap reef singkat dan langsung memeluk tubuhku. aku pun tak melanjutkan pertanyaan ku dan mulai terlelap dalam pelukannya. 2 tahun kemudian, aku belum juga memiliki buah hati, reef menyuruhku untuk periksa ke dokter, tapi aku takut dengan pernyataan dokter nanti, “yuk kita ke dokter” ajak reef, “hmm, aku gak mau” ucap ku menolak ajakan reef, “kenapa sayang?” tanyanya lagi, “aku takut” ucapku singkat, “takut apa” ucap reef merangkul pundakku, “bagaimana kalau dokter mengatakan yang tidak enak?” ucap ku lirih, “sayang, apapun pernyataan dokter nanti, aku akan tetap terima kamu apa adanya kok” ucap reef menenangkan ku, aku pun menyetujui ajakan reef untuk ke dokter. Sesampainya di dokter, aku dan reef pun segera masuk ke dalam ruangan dokter dan memulai untuk periksa, “gimana istri saya dok?” ucap reef yang duduk berhadapan dengan dokter yang sudah memeriksa ku, “rahim istri bapak tidak kuat untuk mengandung pak, itu dikarenakan semasa muda istri bapak sering mengkonsumsi makanan yang tajam” ucap dokter memberitahu, terlihat jelas sekali tampak raut sedih di wajah suamiku, “maksud dokter tajam itu apa?” tanya suami ku yang ingin sekali mengetahui penyebab sakit ku, “istri bapak terlalu sering mengkonsumsi makanan pedas, itu yang membuat ia seperti sekarang” ucap dokter menjelaskan, mendengar ucapan dokter aku pun tak kuasa menahan airmata ku, ku teteskan bulir airmata ini karena kesalahan ku dahulu yang tak menjaga kesehatan ku, dan aku belum bisa menjadi seorang istri seutuhnya dan aku belum bisa membahagiakan suamiku, reef pun menoleh ke belakang menatap aku yang sedang terisak tangis, reef pun segera menghampiriku dan mendekap tubuhku penuh hangat, dan akhirnya kami pulang ke rumah kami. Sesampainya di rumah reef dengan penuh kasih sayang menenangkan ku “gak usah sedih sayang, kalo rezeki, kita pasti punya anak” ucap reef membuatku merasa sedikit tenang, “tapi maaf, kau belum bisa bahagiain kamu” ucap ku pada reef, “aku udah bahagia kok memiliki kamu” ucap reef sambil memcium keningku dengan mesra. ya tuhan aku merasa menjadi wanita beruntung bisa memilikinya. 3 tahun kemudian, aku tak kunjung hamil, hingga ku lihat perubahan besar pada suamiku ini, ia jadi sering berpergian dan jarang sekali ada di rumah. Suatu hari reef memaksa ku untuk pindah rumah, dengan alasan rumah yang kami tempati sudah tidak bagus lagi, padahal menurutku rumah ini masih baik baik saja, akhirnya kita pun mengontrak sebuh rumah kecil di daerah cilandak, aku seperti tinggal sendri di rumah baru ku, karena suami ku yang jarang pulang, kecemasan dan kekhawatiran terus mengelayuti perasaan ku, hingga akhirnya ku dapati kabar dari teman terdekatnya, bahwa ia telah menikah lagi dengan seorang perempuan yang tak lain adalah atasan di kantornya, oh tuhan betapa sakit hati ini mendapati kabar seperti itu, dan terlebih alasan sebenarnya reef menyuruhku pindah rumah adalah, karena istri barunya tinggal di daerah itu, aku menanggis dan terus menangisi, namun aku berusaha agar tak ada yang mengetahui airmata ku dan mengetahui kelakuan suamiku. Hingga orangtuaku datang mengunjungi ku, “vika, reef mana?” ucap mama ku yang sudah tua, “ehm, reef lagi keluar kota mah” ucap ku berusaha tegar, “oh gitu, kamu sendrian?” tanya mama ku lagi, “iyalah ma, sama siapa lagi” ucap ku dengan senyum sedihku. Berhari hari aku jalani hari hari ku sendri, tanpa ada suami yang menemani ku, ingin aku bercerita tapi aku binggung harus bercerita dengan siapa, hingga aku putuskan aku cerita kepada sahabatku Rivi, rivi ia begitu mengerti perasaan ku, berkali kali ia berusaha mengajakku jalan agar daapt ku lupakan semua masalah ini namun tak bisa ku lupakan begitu saja. Hingga tiba bulan ramadhan, aku laluinya sendri pula, aku sahur, aku berbuka hingga aku shalat tarawih sendri, miris hatiku mengingat semua, ingin aku mengakhiri semua ini tapi perasaan cinta ini masih saja ada untuknya. suara Bedug pun sudah berkumandang dimana mana, pertanda bahwa ramadhan akan segera berakhir, aku ditelpon mama mertua ku untuk lebaran disana, akhirnya aku pun segera berangkat kesana. Setibanya disana aku disambut dengan hangat oleh keluarga suamiku disana, dan betapa terkejut aku, ketika kulihat reef datang dengan istri barunya yang sedang mengandung seorang anak, “ya tuhan cobaan apalagi ini” gumam ku dalam hati, aku berusaha sekuat mungkin agar tak meneteskan airmata ku, mama mertua ku selalu mendukung aku, dan tak perdulikan istri barunya reef, itu pun menjadi semangat kecil dalam hatiku untuk tetap tegar. Malam pun tiba, dimana aku harus tidur satu ranjang dengan suamiku dan madu ku, rasa sakit terus berkecamuk dalam hatiku, rasanya aku berlari dan berteriak sekuat tenaga, namun aku coba untuk sabar dan ikhlas. hari lebaran pertama dan kedua aku lalui di tempat mertua ku, dan aku diantar pulang oleh adik ipar ku sampai di jakarta. Setelah kejadian saat malam idul fitri itu, aku terus merenunggi kesalahanku, tak henti aku mohon ampun kepada allah, atas segala kesalahanku yang tak bisa menjaga suamiku, hingga ku putuskan untuk bercerai dengan reef, perlahan aku cerita kepada kakak ku yang pertama kezia, dan aku mohon pada kezia agar tidak bercerita pada siapapun dulu, terlebih kepada mama ku, “zia, aku mohon, jaga rahasia ini dulu ya” ucap ku menanggis dalam pelukan kakak ku, namun ternyata kezia bercerita lagi kepada kakak ku yang lebih tua darinya, ya dia cherly, kak cherly pun datang ke rumah ku, bertanya yang sebenarnya terjadi padaku, alhasil aku pun menceritakan semua kepadanya, “ya allah, gak disangka, reef yang kelihatan baik, ternyata seperti itu” ucap kakak ku dengan airmata yang ikut menetes di wajahnya, “udah, kamu tinggal sama kakak aja ya, gak usah kamu ketemu lagi sama reef” ucap kakak ku yang mulai membenci reef. Aku pun menyetujui untuk pindah ke rumah kaka ku, disana aku ditanya tanya tentang tahun tahun yang aku jalani, “kenapa kamu terus bertahan?” ucap kak kezia, “aku sayang, aku cinta sama reef kak” ucap ku sedih, “tapi reef gak cinta sama kamu” ucap kakak ku yang bernama steffy, “reef sayang kak sama aku, aku yakin reef masih cinta sama aku” ucap ku kekeuh dengan pendirian ku, “kalo reef sayang sama kamu, dia gak mungkin lukai perasaan kamu seperti ini” ucap kak cherly, aku pun hanya mampu menangisi semua yang telah terjadi di hidup ku. Esoknya aku memberanikan diri untuk bertanya pada mama ku, Karena orangtua ku hanya tinggal mama, “mah, kalo aku cerai dari reef, gimana?” tanya ku dengan hati yang ku paksa untuk tegar, jelas sekali tampak wajah kaget, kecewa, sedih jadi satu di wajah mama ku, “emang ada masalah apa?” tanya mama ku lirih tanpa airmata yang menetes, “udah gak cocok aja mah” ucap ku pelan, “apa gak bisa diperbaiki? coba difikirin lagi” ucap mama ku yang terlihat seperti terbebani, “aku udah fikirin mah, aku yakin” ucapku mantap, mendengar ucapan ku mama hanya diam tak berkomentar apapun, aku tahu sekali sakit yang mama rasakan mendengar aku ingin bercerai, setelah aku bicara seperti itu, aku lihat mama ku selalu murung, dan diam seperti melamun, aku gak tega ya allah melihatnya, perlahan tapi pasti aku mulai menceritakan yang sebenarnya, alhamdulilah mama ku bisa memahami ku, mama ku memang sosok yang penyabar dan kuat, itu yang selalu aku contoh dalam kehidupan ku. Kini aku tak lagi sendiri, aku tinggal bersama keluarga yang sangat menyanyangiku, dan sahabat sahabat ku yang mencintai aku. Dan kini aku telah memiliki seorang kekasih yang beranama imam, dia baik, dia duda ditinggal mati istrinya, ia memiliki 3 orang anak dan mengurusnya sendiri, dia memang sosok laki-laki yang hebat, tapi jujur perasaan ku masih saja milik reef. Berbulan-bulan berpacaran dengan imam, aku tau ia sangat mencintai ku, tapi aku belum bisa merasakan tulusnya cinta dari hatinya, aku pun mulai melayangkan gugatan cerai ke pengadilan, hari pertama sidang, reef suamiku tak kunjung datang, ternyata reef saat ini tengah sakit keras, aku pun tak tega mendengar kabar itu, terlebih lagi istri barunya sekarang meninggalkan reef ketika ia tau reef sakit, aku pun segera pulang ke kampung mertua ku, sesampainya disana aku langsung diajak oleh mertua ku ke rumah sakit untuk melihat suamiku, dan ku lihat disana, sosok suami yang dulu bertubuh besar, kini ia berubah menjadi kurus dan berbaring tak sadarkan sejak 2 hari lalu, ya suamiku koma kini, airmata ku tak bisa aku bendung lagi, aku menanggis menatap wajah suamiku, “reef terkena kanker otak stadium 3 vik” begitulah ucapan mama mertuaku, “ya allah, kenapa harus seperti ini? jangan siksa ia, aku gak sanggup melihatnya” ucap ku dalam tangis, ku genggam erat tangagnnya, ku berbisik kata cinta di telingganya, kebesaran Allah, suami ku mulai membuka kembali matanya, tapi betapa terkejutnya aku, ia tidak mengenali ku, bahkan tidak mengenali orangtuanya, miris sekali hati ini melihat dia berbaring lemah tanpa ingatan apapun, apa yang harus aku lakukan. Keesokan harinya aku kembali ke Jakarta, aku ceritakan semua yang telah terjadi pada reef suami ku. “biarin vik, itu karma buat dia yang udah nyakitin kamu” itulah ucapan yang terlontar dari mulut kakak ku cherly, “kak, aku mohon, lupain itu, kini dia bener bener sakit kak, dia kena kanker otak stadium 3” ucap ku dengan airmata yang menetes, kakak ku pun diam ketika aku mengatakannya, “dia udah gak kenal siapa siapa lagi, aku masih sayang sama reef, aku akan jaga dia sampai habis waktunya” ucapku sambil mengusap airmata yang berlari di pipiku. semua hanya diam dan mengizinkan ku untuk menjaga suami ku reef. Aku pun segera menghubungi imam kekasih ku saat ini, aku ajak ia untuk bertemu, kami pun bertemu di salah satu café di Jakarta, “vik, setelah pengadilan pun selesai, aku akan menikahi mu” ucap imam dengan lantang, ucapan itu pun membuat ku semakin binggung, tapi aku coba untuk mengatakannya, “imam, aku rasa hubungan kita cukup sampai disini aja” ucap ku sambil memejamkan mata, karena kau tak ingin terlihat lemah di hadapannya, “loh? Kenapa vik? Aku salah apa? ” tanyanya sambil mengenggam kedua tanganku, aku pun melepaskan genggamannya, “kamu gak salah, tapi aku akan kembali kepada suami ku reef” ucap ku yang sangat mengagetkan dia, “kamu bercanda kan?” ucap imam, “gak, maafin aku mam, aku Cuma cinta sama suami ku” ucap ku yang terdengar lirih, “suami kamu udah nyakitin kamu vik, khianati kamu” ucap imam ingin melunturkan cintaku, “aku gak peduli mam, mungkin saat itu reef khilaf” ucap ku yang langsung meninggalkan imam sendri di café itu, “kamu benar benar berhati suci vika, gak ada dendam sedikit pun di hati kamu, aku akan tetap nunggu kamu disini” ucap imam. Aku pun segera pulang ke rumah kakak ku, aku mengajak mama dan kakak ku untuk ikut menjengguk reef di kampungnya, aku juga bawa beberapa baju Karena aku akan tinggal disana untuk merawat reef. Sesampainya di kampung, aku langsung menuju rumah sakit, ku masuki ruangannya, kulihat mertua ku menanggis sedih dengan keadaan reef yang semakin kritis, ternyata tak hanya aku yang menanggis, mama dan kakak aku pun ikut menanggis melihat suami ku reef yang terlihat sangat kurus dan tak berdaya sama sekali, “mama maafin kamu kok reef” ucap mamaku sambil mengusap lembut kepala suami ku, “kakak juga amaafin kamu reef” ucap kakak ku, lalu tibalah aku, ku jatuhkan tetes demi tetes airmataku di tangan reef, “aku maafin semua kesalahan kamu reef, aku gak bisa ngeliat kamu seperti ini,” ucap ku lirih sekali, ku lihat reef pun membuka matanya, dan menatap mataku dengan lemah, “aku ikhlas reef ngelepas kamu pergi, aku sayang banget sama kamu” ucap ku sambil mengecup punggung tangan suamiku, kulihat senyum indah di wajah reef, namun senyum itu perlahan memudar dan reef menghembuskan nafasnya yang terakhir di hadapanku, tangis ku pecah tak dapat menahan semuanya, isak tangis pun memenuhi ruangan ini, aku kecup bibir suami ku dengan lembut untuk terakhir kalinya. aku antar reef sampai ke tempat peristirahatannya yang terakhir. Aku pun kembali ke Jakarta bersama keluarga, sebelum ku pulang, mertua ku bilang, “vika, maafin reef ya” ucap mama mertua ku, aku pun hanya mengangguk pelan, kulihat mama ku dan mertua ku saling berpelukan sedih, ada tangis pula disana, namun bagiku itulah airmata pengikhlasan. Ketika aku kembali ke Jakarta, aku masih saja sedih dengan apa yang terjadi pada ku kini, tapi aku coba kuat tabah dan ikhlas. Cerpen Karangan Vika Prasis Blog Cerpen Mencintai Walau Disakiti merupakan cerita pendek karangan Vika Prasis, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Aku Tidak Mengenalmu Oleh HA Iman adalah segala-segalanya bagiku, hingga ketika ia benar-benar pergi aku bagai tak punya apa-apa selain sesak di dada. Namanya Muhamad Iman, pria yang kukenali setahun silam. Orangnya ceria, humoris Satu Tubuh Oleh Embun Suhaegy Di suatu desa yang terkenal dengan keasrian, keindahan bunga-bunga indah yang banyak tumbuh di kampung itu ternyata tumbuh pulalah seorang gadis yang sungguh kecantikannya bagaikan bunga yang paling indah Sepenggal Cinta Fatimah Untuk Bunda Oleh Meri Andini Kudapati seorang wanita rupawan duduk rapi menadakan tangannya mengharapkan do’anya dikabulkan oleh sang ilahi, ia menangis mengeluarkan bulir-bulir mutiara segarnya setelah seharian penuh ia bekerja, aku melihatnya dan memandangnya Akankah Kau Kembali? Part 3 Oleh Aria Rostiana Empat hari selanjutnya, Bilqis mengajak Kelvin pergi, tapi Kelvin menolaknya. Dia beralasan bahwa dia sedang menyelawat temennya yang kecelakaan padahal Kelvin sedang menyiapkan kejutan ulang tahun untuk Bilqis. “Lo “Love” Rasa Yang Tak Akan Pernah Mati Oleh April lia Cinta. Satu kata penuh makna yang indah. Melebihi kilauan berjuta bintang di langit. Cinta. Semanis senyum yang terlukis di wajahmu. Ya, setiap lekuk wajahmu yang memancarkan keindahan. Sungguh mempesona “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?"
Cerpen Karangan Sarah AuliaKategori Cerpen Comar Pertama, Cerpen Mulai dewasa Lolos moderasi pada 13 October 2022 Namaku Ulfa, aku lahir di Jakarta, 19 Oktober 1997 aku yaitu momongan istimewa dari keluarga yang memiliki usaha dibidang properti yang cukup besar di Indonesia. Kedua orangtuaku mutakadim berpisah sejak aku berumur 10 tahun, sejak saat itu aku tinggal bersama dengan bundaku meski aku lalu bersama dengan bunda hanya aku masih bisa dan masih pelalah bersua dengan ayah. Momen itu aku sempat merasa bahwa kehidupan tak koneksi adil padaku karena aku tak pernah bahagia, tak pernah aku rasakan karunia sayang yang utuhnya semenjak kedua orangtuaku aku pernah mengomong pada mereka “Aku ini anak kalian mengapa kalian lain pernah cak semau wantu untukku, tapi entah mengapa sekejap-sekejap aku murka aku tidak kuasa berujar seperti itu pada mereka kelihatannya karena mereka adalah orangtua yang telah merawat dan membesarkan aku. Perian berlalu begitu cepat lain terasa waktu begitu cepat bepergian aku mulai beranjak dewasa. Waktu ini hariku mulai bercat karena kini aku mengenal seseorang yang dapat membuatku mesem dan tertawa detik bersama dia. Dia bernama Muhammad Barap, entah cak kenapa saat bersama dengannya aku merasa nyaman aku juga merasa bahagia bersama dengannya setiap kali bersama dengannya aku selalu merasa tak sangkut-paut ada masalah selama ini. Sungguhpun kenyataannya masalah di hidupku terlampau banyak dan itu membuatku tidak wasilah bahagia, doang semejak mengenal dia aku merasa sira dapat menjadi tempatku bersandar aku senggang bertemu dengannya di ujana sekolah pertemuan yang tidak disengaja, namun pertemuan itulah yang menjadi mulanya kisahku dengan dirinya. Saat itu musim dimana seleruh siswa di sekolahku diharuskan bersama dengan temannya doang aku yang memang jarang n kepunyaan teman merasa mencacau aku harus bagaimana, dan disaat kegelisahan itu cak bertengger embung dengan tanpa ragu menggenggam tanganku sambil berkata “Ulfa ayo kita datang bersama ke sekolah” ucap sulung padaku. Dan saat itu kami datang bersama ke programa sekolah intern rangka ulang hari sekolah kami. Saat itu semua alat penglihatan terpaku padaku dan sulung banyak khalayak orang yang memandang tak berketentuan, seakan baru hanya melihat keadaan aneh. Aku yang berjalan di sebelah sulung hanya boleh bepergian canggung dan tidak boleh berkutik karena aku tau bahwa banyak siswi yang tak suka melihatku berjalan bersama dengan sulung apalagi ketika itu sulung menggandeng tanganku dan berjalan beriringan dengan diriku, aku nan berjalan bersamanya hanya dapat merunduk malu karena aku tau bahwa oponen temanku tak mengesir hal itu bahkan sulung yang dahulu nampan saat itu menciptakan menjadikan para siswi tidak tak henti hentinya memandang dirinya dan aku yang mengaram hal itu namun bisa merunduk malu karena aku merasa bukan pantas ada di dekatnya, sulung yang juga anak tunggal bermula batih konglomerat nan lewat kaya di Indonesia memiliki daya tarik yang luar sahih berkarisma kepada kehidupan pergaulannya. Lain dengan diriku nan lebih menutup diri dari kebanyakan teman temanku di sekolah dan aku yang lebih tertarik dengan duniaku sendiri, biarpun begitu sulung yang naik daun dan menjadi idola di kalangan murid murid di sekolahku terutama para siswi yang terus saja mengejar wayan ke manapun dia menjauhi mereka pasti akan selalu mengikutinya. Seiring berjalannya hari aku dan wayan semakin dekat dan kami semakin sering bersama, aku nan saat itu belum ikatan roboh cinta kepada laki junjungan manapun seperti merasakan sesuatu nan aneh di diriku hatiku seperti bergetar hebat setiap kali bersama dengan dia setiap kali anda menggenggam tanganku, aku sama dengan ingin gagap ke angkasa setiap kali dia menatap mataku hatiku menjadi mulai sejak bunga. Sebagaimana saat itu kami yang sedang berada di taman sekolah membahas pelajaran bersama tak sengaja berbenturan pandang tatapan yang beliau berikan padaku punya arti tersendiri saat kami sama sama terdiam dengan manah kami masing masing dengan sengaja anda mencubit pipiku yang memang sedikit gembil aku yang kesakitan karena pipiku dicubit olehnya hanya bisa berbicara “Ih barap sakit tau kamu iseng sekali” ucaku cak sambil cemberut dan menekuk wajahku dan dengan minus rasa bersalah dia hanya berkata “Abis kau tembem sih dasar ulfa gembil” ucapnya enteng tanpa beban. Aku masih belaka menekuk wajahku sebal karena engkau tak meminta maaf padaku, melihatku yang masih sahaja cemberut menekuk wajahku dia bertutur “Maafkan aku ya tembam aku janji tidak akan mencubit pipimu lagi, ayolah mesem lagi ya ulfa jangan cemberut demikian ini kamu akan terlihat lebih elok jika wajah cantikmu itu kau pasrah cacat saja senyum manis nan tulus ayolah kumohon” ujar sulung padaku. Mendengar kata perkenalan awal sulung tadi aku mulai tersenyum tak hanya senyum aku lebih-lebih tertawa selepas melihat wajahnya nan memohon itu sangat gecul wajah baki sulung jadi terlihat lucu selepas sira memohon padaku bakal tersenyum, “Baiklah aku akan tersenyum asalkan kamu berikrar padaku jangan mencubit pipiku pun” ucapku padanya “Baiklah tembem aku berjanji padamu tembem” ucapnya padaku. “Segala apa gembil kau ini dasar item menyebalkan” teriakku di depan wajahnya dan kamu hanya tertawa “Haha item item kereta api tau kendati item banyak yang ngantri” ucapnya sambil tertawa. Melihat itu aku merasa bahagia oh tuhan apakah ini? Kok hatiku selalu bahagia dan nyaman saat bersama dengannya, apakah aku ambruk cinta padanya? Pada sulung yang baru menjadi sahabat baikku, benarkah ini haruskah aku menjarang darinya agar tak cak semau problem dikemudian hari. Atau haruskah aku mengatakan padanya bahwa aku menyayangi dirinya? Tapi akankah beliau akan menerima diriku atau terlebih sebaliknya?. Periode hariku saat ini berubah aku kini mulai belajar bakal merenggang darinya karena aku takut kecewa padanya, namun meskipun aku menjauh darinya tetap saja ia yang selalu mendekatiku sebagaimana semalam saat medium di sekolah aku memintal untuk loyal congah di dalam kelas karena aku senggang beliau pasti sedang mampu di taman panggung kami dulu absah bersama, dan benar saat aku madya berada di kerumahtanggaan kelas ada temanku yang menegurku sekali lalu berbicara “Ulfa kau bukan ke taman?” tanya temanku linda “Ah tak tali tap aku lagi tak ingin ke taman, memangnya kenapa?” tanyaku kepadanya “Itu si wayan dia sedang menunggumu ditaman di panggung protokoler kalian sparing bersama” tutur linda “Oh… Ya mengapa dia ada di sana?” tanyaku “Entahlah mana tahu dia sedang menunggumu di sana” jawab linda. Oh almalik apa iya embung menungguku di tempat normal kami berlatih? Tapi mengapa dia menungguku? Kulirik arloji yang ada di tanganku saat ini sudah lalu pukul sore selincam juga bel masuk tuntunan terakhir mengapa engkau masih menungguku, biasanya jam segini seharusnya dia sudah gemuk di dalam kelas mengapa anda masih menungguku? Aduh aku merasa tidak enak padanya bagaimana ini apa yang harus aku untuk ya? Tring… Oh handphoneku berdering oh wanti-wanti turut rupanya, tapi pecah bisa jadi ya? Dengan sigap kubuka wanti-wanti sumir yang ada di handphoneku itu dari barap? Ya tuhan ternyata engkau yang mengirim wanti-wanti padaku From Sulung “Ulfa kamu di mana? Aku sudah menggumu sejak tadi” isi wanti-wanti darinya, bagaimana ini segala yang harus aku buat? Baiklah lebih baik aku menemuinya saja daripada belakang hari aku jadi tidak enak padanya kesudahannya kuputuskan lakukan menemui sulung yang semenjana berada di taman sekolah. Dan ketika aku berdapat beliau di taman sekolah kulihat dia sepertinya kamu sudah lama menungguku kuhampiri dia yang sedang duduk di bangku taman tempat kami stereotip berlajar dan saat aku menghampirinya aku merasa tinggal bersalah padanya karena aku membuatnya menunggu sebatas jam segini kulirik arlojiku sekarang pukul petang entah mutakadim berapa lama dia menungguku dan ketika aku mewah di dekat balai-balai ujana yang sedang anda tempati aku berdeham “Embung… Apa ia sudah lama di sini?” tanyaku padanya tidak ada jawaban pecah mulutnya namun, seketika kamu beranjak mulai sejak duduknya dan langsung memelukku dengan erat aku terdiam seketika. Tak kusangka dia akan memelukku begini dan ternyata kejutan darinya belum usai. “Kamu menangis” “Sulungku menangis” suka-suka apa ini tuhan mengapa beliau menangis? Segala nan mutakadim terjadi padanya? Dengan sewaktu aku membalas pelukkan darinya dan berbisik di telinganya “Mengapa kau menangis? Apa yang terjadi padamu? Apa kau baik baik saja?” tanyaku berbisik tepat ditelinganya. Dan bukan menjawab semua pertanyaanku engkau justru terus saja menangis hingga alhasil aku memintanya untuk duduk kembali di amben taman tempatnya menungguku, tanpa melepas pelukannya padaku dia menatap mataku dan di kerumahtanggaan kedua bola matanya kulihat ada rasa takut dan kecut hati dan aku tau tatapan itu karuan ditujukan padaku. Sekejap aku terdiam karena hatiku seperti mana teriris maka itu tatapannya, ketika itu kugenggam tangannya dengan optimistis dan kumulai perundingan “Barap kau belum menjawab pertanyaanku” ucapku padanya “Ulfa mengapa kau menjarang dariku? Segala kau murka padaku?” ucapnya padaku aku hanya menggeleng. “Lewat kenapa? Kenapa kau menjauh dariku apa berbuat salah padamu?” tanya sulung padaku, “Bukan kau tidak berbuat itu sesungguhnya aku menjarang darimu bukan karena aku membenci dirimu sulung seandainya kau tau apa alasanku dia pasti menjauh dariku” ucapku padanya dengan indra penglihatan ki mawas kaca, dan entah apa yang terjadi padanya kamu refleks memelukku dan bertutur “Kumohon ulfa jangan menangis katakan semata-mata aku bukan akan meninggalkanmu aku berjanji” ucapnya padaku kesudahannya aku mengatakan apa yang kurasakan. “Sulung jujur aku tercantol padamu, tapi aku takut jika engkau akan pergi meninggalkanku” ucapku dengan meyakinkan padanya. Ternyata dia justru berkata padaku dia pun mencintaiku apalagi sejak mula-mula kami ganti mengenal. Aku terkejut mendengar jawabannya barusan setakat aku memeluknya dengan kencang hingga dia enggak boleh bergerak dan dia berkata padaku “Iya tembem aku adv pernah kamu bahagia tapi apa kau tidak bisa lebih halus sedikit denganku hah tembem” ucapnya padaku. Waktu ajal setelah pernyataan cintanya padaku aku berpikir jika kami empat mata mutakadim menjadi sejodoh puspa hati hanya ternyata aku keseleo, aku yang terlampau menyayanginya malar-malar mujur butir-butir yang membuatku kaget mendengarnya, amanat nan mengatakan sekiranya wayan berpacaran dengan anisa tara sekolahku lagi semata-mata saja aku barap dan anisa berbeda jurusan jika aku dan barap adalah anak jurusan IPA anisa ialah pesuluh jurusan IPS. Sejujurnya aku tawar hati mendengar berita itu dan aku masih berharap seandainya berita itu sahaja berita bohong yang dikarang oleh seluruh n antipoda lawan sekolahku mudahmudahan aku dan sulung menjadi jauh dan tidak terlalu cangap bersama. Saja ternyata dugaanku pelecok ternyata pemberitaan yang aku tangkap suara dari saingan temanku itu bermartabat memang sopan sekiranya wayan dan anisa berpacaran saat itu bau kencur aku tau jika ternyata anisa lah yang meminta sulung untuk menjadi kekasihnya dan yang membuatku kecewa dan sakit hati adalah sulung mengakui keinginan dan petisi anisa minus memikirkan perasaanku terlebih dahulu tuhan adilkah ini? Mengapa seperti ini disaat aku sudah lalu beriman jika dia mencitaiku juga kok malar-malar dia yang merusak kepercayaanku kepadanya dan itu membuatku merasa pengecut dan gempa bumi hati, sepulang sekolah aku duduk di taman sekolah. Masa ini kenangan manis itu berubah menjadi kosong seolah tak pernah terjadi hal sani itu di intern hidupku dan hidupnya karena pada kenyataanya sulung kini berubah. Dia bukan pula wayan yang kukenal bukan sulung nan dulu memeluku bukan wayan yang menangis karena tak bertemu denganku, dan dia bukanlah wayan yang buatku terikat tuhan aku kecewa mengapa disaat seperti mana ini disaat seharusnya aku bahagia bersamanya dia justru menghindari meninggalkanku dan memilih bersama anisa sonder perduli bagaimana persaanku. Apalagi dia tak sangkutan bertanya apakah aku mengetahaui mengenai hubungannya dengan anisa atau bukan, betapa aku kecewa atas sikapnya padaku nan seolah tak cak semau nan membuat hatiku terluka. Bahkan anda seolah tak peduli dengan perasaan dan keadaan hatiku hati yang dulu pernah bercita-cita punya hatinya sekarang jangankan bertanya memandang langsung diriku saja dia seolah lain sudi lagi memandang mataku dia tidak mau sampai-sampai sekedar bertanya bagaimana perasaanku waktu ini dia tak melakukannya. Tuhanku mengapa aku harus merasakan ini semua aku mencintainya dengan kudus aku menerimanya apa adanya aku enggak pernah memaksudkan dirinya menjadi sosok lain aku cuma mohon padanya untuk membuatku bahagia kendatipun sekedar tersenyum, belaka jika saja dia melakukannya dengan safi sungguh aku bahagia. To Sulung “Hai embung segala takrif? Aku tangkap suara ia berpacaran dengan anisa benarkah itu? Cak kenapa beliau tak perikatan cerita denganku?” tuturku kepadanya melangkaui pesan singkat. Tring To Ulfa “Maafkan aku ulfa aku tak memberitahu padamu yang sebenarnya, memang benar aku sekarang berpacaran dengan anisa tapi itu semua keinginannya bukan keinginanku. Kabarku baik bisakah kita berbenturan sepulang sekolah di yojana biasa?” balasan mulai sejak sulung di handphone tadi membuatku sakit, tapi aku mengepas mesem meski aku mesem kecut seusai mendaras pesan itu sekaligus namun aku letakan handphoneku di atas meja. Sepulang sekolah aku pula berjalan ke taman sekolahku dengan langkah loyo aku menuju tempat biasa aku duduk di taman itu tempat yang nyaman. Hingga di sana aku mengintai embung sedang duduk di dipan yang aku tuju aku tetap berjalan hingga momen aku sampai di bangku itu kulihat wayan duduk dengan memandang ke depan doang tatapan matanya kelihatan keruh sebagai halnya ia medium banyak problem melihatku dia sekalian membuka pembicaraan “Ulfa kau nomplok aku pikir kau bukan akan menclok karena kau marah padaku” ucapnya padaku, “Iya aku datang saja aku nomplok enggak lakukan bertemu denganmu aku nomplok bakal mengenang kenangan manis bersama orang yang kucintai” jawabku. Wajah sulung seperti kagat mungkin karena aku mengomong seperti itu dan sulung akhirnya berkata “Maafkan aku tapi betapa aku memang mencintaimu dengan setulus hatiku dan soal anisa aku terpaksa” tutur barap, “Benarkah itu jadi bagaimana waktu ini denganku? Dengan hatiku?” tanyaku akhirnya dia berujar “Jika kau cak hendak menunggu aku pasti akan kembali padamu” ucapnya, “Baiklah tapi jujur aku kecewa padamu” ucapku padanya. Cerpen Tulisan Sarah Aulia Facebook Sarah Aulia Sarah Aulia lahir di Jakarta 17 April 1999, siswi di SMK Muhammadiyah 15 Jakarta. Siswi kelas XII Multimedia ini memiliki hobi dan minat internal sastra dan kesenian terutama seni musik, bertekad menjadi carik, penyanyi, dan ahli n domestik bidang IT dan Multimedia. Mempunyai moto umur “ Sahabat dan anak bini yaitu pengobar,. Email sarahaulia14045[-at-] Facebook Sarah Aulia Nomor HP 085811252658 Cerpen Cinta Purwa Yang Menyakitkan merupakan cerita ringkas karangan Sarah Aulia, dia dapat mengunjungi pekarangan eksklusif penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. “Dia demen cerpen ini?, Share donk ke temanmu!” Share ke Facebook Twitter WhatsApp ” Baca Lagi Cerpen Lainnya! “ Pejuang Semenjak Pinggul Oleh Muja_Aulia Malam sedang terang disinari cahaya bulan purnama. Disertai sinaran tanda jasa yang ingin menunjukkan keindahannya. Namun, di balik keindahan itu tersembunyi keangkuhan. Persis sebagaimana sebagian makhluk. Di sebuah rumah yang Pelita Hati yang Kerontang Makanya Khoirur Rozikin 3 Desember di bumi Jatisari Awan hitam menyelimuti pagi itu. matahari seakan enggan menunjukkan kegantengan semarak putihnya. Nyanyian istiqomah pelir pipit tak juga terdengar di seantero telinga manusia, seakan Hancurnya Persahabatanku Karena Cinta Oleh Ikke Binar Vita Sari Polos ialah riuk suatu siswi di kelas Busana 2 di SMK paling kecil populer seSurabaya, anda memiliki seorang sahabat dekat bernama Putri. Mereka sudah seperti perangko dan amplop yang lengket Forgive Berpenyakitan Oleh Dini Kartika Aku masih tersenyum memandangi indah dandan bunga mawar saat bel tanda masuk berbunyi. Yah, buyar deh kegantengan pagi ini. Ditambah lagi kehadiran koteng Alfi di kelas bawah, anak gusuran berpokok Still Have Them Oleh Tricia Ofelia Wijaya Gelegar hujan membangunkan Lucy dari tidur yang setengahnya mimpi buruk. Upik itu mengerjap-ngerjapkan matanya cak bagi mengusir kantuk, dahulu melirik penanggalan nan diletakkan di atas kenap di jihat tempat tidurnya. “Hai!, Apa Beliau Suka Bikin Cerpen Juga?” “Kalau iya… jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui pelataran yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu katib cerpen dari seluruh Indonesia telah turut menghidupkan loh, bagaimana dengan kamu?”
cerpen cinta pertama yang menyakitkan